Laman

selamat datang

selamat datang di blog fotografi

Minggu, 22 Mei 2011

warisan aksara Bima - NTB yang telah hilang, kini telah kembali

Sejarah mencatat bahwa Bima memiliki Aksara yang pernah dipakai oleh masyarakat Bima ratusan tahun yang lalu. Hal ini tentunya merupakan sebuah kelalaian sejarah karena warisan yang berharga itu sempat hilang dan sebagian ada di negeri Belanda. Namun berkat kegigihan Hj. Siti Maryam Rachmat M. Salahuddin (Puteri dari Sultan Muhammad Salahuddin Bima), naskah Aksara Bima itu kembali ditemukan.

Menurut Ina Ka’u Mari (panggilan Akrabnya), pada sekitar tahun 1987 beliau menemukan satu naskah di Perpustakaan Museum Nasional RI di Jakarta dalam bentuk selembar dokumen yang merupakan hasil dari laporan perjalanan seorang peneliti Belanda yang bernama Zolinger. Peneliti Belanda itu memang pernah melakukan perjalanan ke Bima dan Sumbawa pada bulan Mei hingga Desember 1847. Dokumen tersebut berjudul Bahasa Bima Yang Telah Hilang. Aksara Bima juga ditulis dalam Buku RAFFLES yang berjudul THE HISTORY OF JAVA(1878). Lalu pada tahun 1990 hingga 1991, seorang guru besar dari Universitas Leiden Belanda yang juga seorang ahli bahasa dan aksara Bugis bernama J.Noorduyn datang ke Mataram dengan tujuan khusus bertemu dengan Ina Ka’u Mari untuk memperlihatkan dokumen foto kopi dokumen yang kala itu tertulis di atas lontar yang tersimpan rapi di Leiden.

Aksara dalam dokumen yang ditemukannya tersebut, bukan Aksara Bugis dan peneliti itu tidak bisa membacanya. Setelah itu dilakukan penelitian yang intensif dan ternyata yang dibawa Noorduyn itu adalah Aksara Bima yang kebetulan juga ada sebagian aksara yang masih tercecer di Museum Samparaja Bima maupun di Museum Nasional RI Jakarta. Hasilnya huruf-huruf dalam naskah itu dipadukan dan dikaji satu persatu di Universitas Leiden. Kemudian dibawa kembali ke Bima untuk dikaji lagi. Dan hasilnya luar biasa, terangkailah Kalimat Bahasa Bima dengan aksaranya A sampai Z. Aksara Bima baru dapat dideklarasikan pada tahun 2007 pada acara penutupan Simposium Internasional Penaskahan Nusantara XI yang dilaksanakan di Bima. Kini Aksara Bima telah dimanfaatkan sebagai bahan muatan lokal untuk sekolah-sekolah di kabupaten maupun Kota Bima serta untuk kalangan umum.

@saveBima
( berbagai sumber )

3 komentar:

  1. Hebat-hebat bisa menemukan sejarah sedetail itu. Benar2 bangga pokoknya, biar anak cucu tidak hilang arah bila menanyakan sejarah Dana Mbojo

    BalasHapus
  2. radit, mungkin sudah sepatunya kita harus bisa mewariskan budaya kita sendiri ..

    BalasHapus